Mengenal Sampel dalam Suatu Penelitian
Multi-Stage Sampling
R.B.E. Agung Nugroho
• Pengertian
Sampel merupakan salah satu unsur, bagian, atau anggota dari sebuah populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu, dengan kriteria tertentu, memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap, yang akan dijadikan suatu objek dalam suatu penelitian. Diharapkan bahwa pemilihan sampel ini dapat mewakili populasi dalam suatu penelitian. Secara harafiah, sampel berarti contoh.
• Perbandingan antara probabilistic dan non probabilistic sampling
Probabilistic sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur/bagian/anggota dari suatu populasi untuk menjadi sampel. Teknik ini terdiri dari beberapa jenis seperti: simple random sampling, sistematic sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random sampling, area sampling, dan cluster sampling.
Sedangkan non probabilistic sampling adalah teknik pengambilan sampel yang setiap unsur/bagian/anggota dari suatu populasi tidak memiliki kesempatan dan peluang yang sama untuk menjadi sampel. Teknik ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu: quota sampling, sampling insidential, sampling purposive, sampling jenuh, dan snowball sampling.
Perbedaan mendasar dua teknik sampling itu terletak pada peluang atau kesempatan bagi setiap unsur/bagian/anggota suatu populasi untuk menjadi sampel. Dalam probabilistic sampling, peluang untuk menjadi sampel terbuka lebar dan kesempatan bagi setiap unsur/bagian/anggota sama. Sementara dalam non probabilistic sampling, peluang dan kesempatan itu dibatasi, tidak merata atau tidak sama antara satu unsur/bagian dengan unsur/bagian lain.
Secara sederhana, probabilistic sampling memiliki ciri random –yang tidak dimiliki dalam non probabilistic sampling.
• Multi-stage sampling
Multi-stage sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara berurutan dalam dua level tingkatan/hierarki atau lebih. Teknik ini tidak memerlukan daftar lengkap anggota/bagian dari populasi yang akan diteliti. Hal ini dapat digunakan untuk menghemat biaya dalam pengambilan sampel. Teknik ini juga dapat melibatkan lebih dari satu metode atau metode sampling gabungan, misalnya: simple random, cluster atau stratified sampling.
Multi-stage sampling sebenarnya mirip atau hampir sama dengan cluster sampling. Namun teknik ini melibatkan sampel terpilih dari setiap cluster yang dipilih –yang tidak melibatkan semua unit yang terdapat dalam cluster tersebut. Teknik ini lebih kompleks karena menggunakan sampel minimal dua tahap/tingkat. Dengan kata lain, multi-stage sampling adalah bentuk kompleks dari cluster sampling.
Contoh multi-stage sampling adalah kita ingin meneliti tinggi dan berat badan mahasiswa-mahasiswi S2. Sesuai perhitungan, jumlah sampel yang ingin diambil sebanyak 1000. Dengan kondisi populasi yang homogen dan jumlahnya yang sangat besar, serta cakupan wilayah yang amat luas, maka diputuskanlah multi-stage samlpling. Pertama, kita pilih Pulau Jawa dengan semua provinsi yang ada. Kedua, pilih satu provinsi: DKI Jakarta. Ketiga, DKI Jakarta dibagi lagi menjadi Kota Madya, dan dipilihlah Jakarta Timur. Dari wilayah Jakarta Timur ini dipilihlah 3 Universitas yang memiliki program S2 untuk mengambil (1000 sampel).
0 komentar:
Posting Komentar