Metafisika dan Emmanuel Kant
R.B.E. Agung Nugroho
Metafisika sebagai pengetahuan –menurut Kant- masih mungkin. Sebagai pengetahuan a priori, metafisika tidak membutuhkan judgement tentang kesahihannya, karena pengetahuan tidak harus menuntut untuk dibuktikan secara ilmiah. Obyek pengetahuan tidak terlalu dihiraukan karena tidak sampai pada judgement tentang kebenaran pengetahuan tersebut. Sifat a priori-nya juga menjadikan pengetahuan ini hanyalah merupakan disposisi alamiah [natural disposition], karena kodrat rasio [Vernunft] yang bertendensi untuk menyatukan putusan kognitif akal budi [Versand] dan membenarkan tendensinya tersebut punya obyek, yang argumentasinya sudah melampaui batas-batas pengetahuan manusia. Maka, sebagai pengetahuan yang melulu teoretis dan murni spekulatif, metafisika masih dimungkinkan [...renounce all pure speculative knowledge which must always be theoretical cognition…].
• Mungkinkah Metafisika sebagai ilmu pengetahuan [science, wissenschaft]?
Menurut Kant, metafisika tidak sahih sebagai ilmu pengetahuan. Alasannya adalah semua ilmu pengetahuan harus selalu mempunyai obyek, yaitu: sesuatu yang empiris, terpisah dari subyek. Padahal, obyek metafisika adalah ide-ide [idea-idea rasio murni: idea Jiwa, idea Dunia dan idea Allah] yang terdapat dalam rasio subyek [Vernunft], yaitu subyek itu sendiri. Semua ide itu tidak berhubungan dengan obyek empiris [terpisah dari subyek] sehingga tidak dapat memberikan pengetahuan kepada subyek tentang obyek [Metaphysics is a completely isolated speculative science of reason, which soars far above the teachings of experience, and in which reason is indeed meant to be its own pupil. Metaphysics rests on concepts alone…]. Ide-ide itu hanya berfungsi regulatif [mengatur putusan-putusan] yang sudah menjadi kodrat rasio, bukan konstitutif [menetapkan pengetahuan tentang kenyataan] seperti yang terdapat dalam akal budi [Versand] yang dapat menambah pengetahuan subyek. Oleh karena itu, metafisika hanyalah sebuah perluasan a priori subyek yang sedang memikirkan pikirannya sendiri […the extention of it’s a priori synthetic knowledge…]. Dengan kodrat regulatif rasionya, dia mampu membuat sistem pemikiran yang sama sekali tidak dapat dibuktikan kebenarannya, karena sifatnya hanyalah spekulatif; tidak berhubungan dengan obyek […it has to deal not with the objects of reason...]. Bahkan, Kant menulis bahwa metafisika sudah jatuh dalam dogmatisme [We may, then, and indeed we must, regard as abortive all attempts, hitherto made, to establish a metaphysics dogmatically]. Jadi, metafisika hanyalah sesuatu yang mempelajari obyek pengetahuan yang sekaligus subyek itu sendiri, sehingga sebagai ilmu pengetahuan, metafisika itu tidak sahih karena tidak mempunyai obyek […treats only of the understanding and of reason, in a system of concepts and principles which take no account of objects…].
0 komentar:
Posting Komentar