Gerakan Massa Pertama di Indonesia
Gunakan Nama Sarekat Islam
R.B.E. Agung Nugroho
Sarekat Islam (SI) sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi pada 16 Oktober 1905. Dalam perjalanan waktu, SDI yang pada awalnya hanya bergerak dalam bidang sosial dan ekonomi, dirumuskan ulang oleh H.O.S. Tjokroaminoto dengan cakupan ruang gerak yang lebih luas. Oleh karena itu, SDI diganti namanya menjadi Sarekat Islam yang juga mencakup bidang agama dan politik. Setelah berbadan hukum pada tahun 1916, Sarekat Islah berperan sebagai Partai Politik dan sudah dapat mengirimkan wakilnya dalam Volksraad (parlemen bentukan Belanda) pada tahun 1917.
SDI menjadi gerakan massa pertama di Indonesia karena orang belum mengenal konsep Indonesia, bahkan ketika konsep inipun belum ada. Sebelum ada konsep Indonesia dan sebelum konsep Indonesia diterima secara luas oleh masyarakat, orang-orang yang kelak disebut sebagai orang-orang atau bangsa Indonesia, tidak pernah menyematkan identitasnya sebagai bangsa Indonesia. Salah satu contohnya, jika orang naik haji,mereka memperkenalkan diri dan lazim disebut dengan nama “Jawi”. Istilah ini merupakan ungkapan untuk menamai masyarakat yang memilikidan menggunakan tulisan Arab Pegon, yakni Bahasa Jawa dan Melayu yang ditulis dengan Bahasa Arab. Oleh karena itu, konsep Indonesia sama sekali tidak ada yang mengenal dan memperkenalkan sebagai identitas kolektif suatu kelompok bangsa. Justru yang muncul sebagai identitas kolektif suatu kelompok bangsa ialah identitas berbasis agama (Islam) atau identitas berbasis kesukuan (Jawa, Bugis, Sunda, Minang, dll). Oleh karena itu, tidak mengherankan jika dengan identitas Islam, mobilisasi menjadi lebih cepat dan efektif. Dengan demikian, gerakan massa pertama di Indonesia pun menggunakan nama Sarekat Islam.
Ketika Sarekat Islam terbentuk, konsep Indonesia belum ada. Konsep tersebut merupakan konsep “imagine community” (komunitas yang direka-bayangkan –Ben Anderson). Inilah konsep yang mendasari terbentuknya suatu bangsa. Imagine community ialah proses di mana setiap individu membayangkan dirinya menjadi bagian dari suatu masyarakat tertentu. Dalam praktiknya, individu yang bersangkutan tidak pernah dapat menemui seluruh anggota komunitas besar tersebut. Akan tetapi, setiap individu yang membayangkan menjadi bagian dari suatu komunitas itu berbagi rasa ‘kebersamaan’ dengan anggota yang lain, yang mungkin tidak pernah ia temui selama hidupnya.
Komunitas Islam merupakan salah satu bentuk imagine community yang memungkinkan terjadinya gerakan massa. Komunitas ini menjadi gerakan massa pertama di Indonesia karena adanya 3 perang penting melawan Belanda yang terjadi pada abad XIX. Pertama ialah Perang Padri antara Islam pembaru melawan Islam adat yang didukung Belanda. Kedua, Perang Diponegoro dan ketiga ialah Perang Aceh.Pasca Perang Padri, mulai muncul konsep awal “imagine community” yang meluas pada dua perang berikutnya. Identitas Islam atau perasaan kebersamaan dan menjadi bagian dari komunitas Islam mulai bertumbuh. Tidak mengherankan jika konsep ini mendorong berdirinya organisasi berbasis rasa kebersamaan untuk berbagi sebagai sesama anggota komunitas yang direka-bayangkan (imagine community). Proses kristalisasi konsep komunitas Islam di Nusantara ini terjadi jauh sebelum konsep pereka-bayangan komunitas Indonesia ada.
Sementara itu, konsep Indonesia baru muncul menjadi fenomena untuk menamai suatu komunitas tertentu pada awal abad XX. Pada tahun 1924, persatuan mahasiswa Indonesia di Belanda –yang salah satu tokohnya ialah Moh. Hatta– menyebut organisasi mereka “Indonesia”. Inilah pertama kali kata Indonesia diperkenalkan oleh orang Indonesia sendiri. Mereka mulai memperkenalkan diri untuk menjawab pertanyaan mengenai identitas mereka. Pasca tahun 1924, tepatnya pada 28 Oktober 1928, muncullah Sumpah Pemuda. Kongres Pemuda ini hanya dilakukan oleh sekelompok kecil, yakni orang-orang yang telah mengenyam pendidikan.
Jadi, Sarekat Islam sudah menjadi manifestasi imagine community yang tercipta sebelum konsep Indonesia ada. Tiga perang penting pada abad XIX pun menjadi tonggak penting tersebarnya konsep identitas komunitas Islam. Tidak mengherankan jika identitas Islam secara historis sudah berproses melekat lebih lama dalam memori kolektif bangsa Indonesia, sebelum konsep ke-Indonesia-an itu sendiri terbentuk.
0 komentar:
Posting Komentar